Stay Away From Drugs!

BAHAYA NARKOTIKA

narkotika
Lagi! artis tertangkap menggunakan narkotika, lagi-lagi narkoba menjadi permasalahan klasik di dunia keartisan. Jangan salah! Tak hanya para selebritis yang dihadapkan dengan permasalah narkotika, zat maksiat itu pun sudah merambah ke semua lapisan masyarakat, bahkan hingga lapisan terbawah. Tekanan kehidupan kerap membuat orang berlari ke penggunaan obat-obatan terlarang yang mempunyai sifat mengubah kesadaran tersebut. Biasanya, orang akan mendapatkan sensasi rasa gembira sesaat setelah mengonsumsi narkotika dan zat aditif lainnya. Itu hanya sensasi! Sedangkan efek negatif yang didapatkan dari mengonsumsi narkotika sangatlah signifikan dan berjangka panjang. Semua orang tahu bahaya narkotika dan obat-obat terlarang bagi kesehatan, terutama kesehatan mental yang dimulai dengan rusaknya jaringan saraf pusat.

APA ITU NARKOTIKA?

Menurut Undang-Undang No. 35 tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
The U.S Drug Enforcement Agency (DEA) membagi narkotika ke dalam empat kategori berdasarkan pada potensi penyalahgunaan dan penggunaan medis, yaitu:

1. Opioid (Opium)
Opioid adalah produk morfin-seperti alam atau sintetis diekstrak dari tanaman opium. Jenis narkotika ini dapat mengurangi rasa nyeri. Dahulu, terutama saat perang, obat ini sangat mudah didapatkan karena termasuk obat-obatan penghilang rasa sakit. Obat opioid termasuk propoxyphene, oxycodone, xanax, kodein, metadon, hidromorfon, morfin, fentanyl, buprenorfin butorphanol, heroin, dan meperidin.

2. Cannabinoid
Cannabinoid adalah narkotika dari jenis ganja atau mariyuana. Ganja sebenarnya merupakan sebutan untuk canabis dengan kandungan senyawa  delta – 9 - etrahidrocabinol/THC yang berkekuatan menengah. Di Amerika Serikat, ganja sering disebut dengan nama Bhang dan sangat banyak dikonsumsi masyarakat karena harganya yang murah. Ganja sendiri sudah dikenal sejak lama bahkan sejak sebelum masehi dan terdapat dalam konpedium obat herbal cina yaitu the Herbal of Emperor Shen Nung tahun 2737 SM.

3. Halusinogen
Halusinogen, juga disebut psychedelics, dapat menghasilkan keadaan mimpi-seperti kesadaran. Di data DEA, jenis obat ini paling sering digunakan karena memberi efek euforia sehingga orang seakan masuk dalam alam bawah sadar yang membahagiakan. Pengguna obat-obatan jenis sering kali mengalami delusi, paranoia, dan halusinasi. Pengguna yang menggunakan obat-obatan jenis ini akan mengalami efek samping yang berkepanjangan.

4. Stimulan
Stimulan yang dikenal untuk meningkatkan aktivitas sistem saraf pusat dengan mempengaruhi saraf otak. Dosis tinggi dari stimulan yang digunakan jangka pendek memberikan pengguna efek kegembiraan dan euforia. Penggunaan jangka panjang obat ini dapat menyebabkan kegelisahan, kecemasan dan kemarahan. Stimulan juga meningkatkan tekanan darah dan denyut pernapasan.

EFEK NARKOTIKA DAN OBAT OBATAN TERLARANG

Adalah sangat beragam motivasi seseorang untuk mengonsumsi narkoba. Tetapi, satu yang kerap dialami adalah “motivasi rekreasi”. Rekreasi? Ya, sesorang mengonsumsi narkoba untuk mendapatkan perasaan senang, tenang, dan perlambatan waktu. Itu diharapkan karena mereka tidak menemukan perasaan-perasaan itu di dunia nyata. Itulah pelarian semu yang ditawarkan oleh narkoba. Namun, sayangnya, pada sebagian pengguna yang terjadi justru hal yang sebaliknya. Mereka mendapatkan perasaan depresi, paranoid, cemas atau kepanikan yang berlebih. Bahkan, penelitian mengatakan, percobaan memasukan THC secara intravena ke pasien dapat menghasilkan secara akut gejala-gejala defisit kognitif dan timbulnya gejala-gejala negatif yang menyerupai gejala pada gangguan psikotik kronis. Hal ini pula yang membuat adanya suatu hipotesis adanya hubungan sistem endocannabinoid dalam patofisiologi skizofrenia.

Penggunaan narkoba juga dapat menyebabkan mengecilnya daerah otak, yaitu hippocampus dan amygdala. Jika kedua bagian otak itu mengecil, maka yang terjadi adalah penurunan kesadaran dan kemampuan kognitif. Itu sebabnya banyak kita jumpai pengguna narkoba mengalami kehilangan kesadaran atau penurunan kemampuan berpikir secara parah. Bahkan, disebutkan dalam jurnal Aust Fam Physician edisi Agustus 2010, narkoba dapat menyebabkan gangguan mental yang berpotensi mendorong penggunanya untuk bunuh diri. Efek negatif penggunaan narkoba layaknya lingkaran setan yang mustahil untuk diretas.
Jika seseorang telah menjadi pengguna narkoba, kerugian tidak hanya ditanggungnya secara pribadi, tetapi ada efek sosial yang harus dihadapi, terutama oleh keluarga pengguna. Kerugian materi adalah yang paling tampak. Zat aditif pada narkoba membuat penggunanya ingin menggunakan terus, bahkan menambah dosisnya sehingga dia akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh narkoba, antara lain dengan menjual harta keluarganya atau malah melakukan tindakan kriminal.

UPAYA MELAWAN NARKOBA
Sejak tahun 1992, PBB telah mencanangkan suatu gerakan ”Kampanye hidup sehat dan produktif serta menjauhi perbuatan penyalah-gunaan Narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya”. Semua negara anggota PBB diminta untuk terlibat secara nyata dengan memotivasi orang-orang muda agar merencanakan hari depannya untuk tujuan hidup yang produktif dan bukan terjebak pada perilaku penggunaan yang salah obat-obatan berbahaya. Narkoba bukan masalah perseorangan atau, tetapi merupakan permasalahan bagi semua unsur. Tindakan penanggulangan harus dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan.

Upaya Preventif
Pembinaan anak dalam keluarga sangat berpengaruh. Komunikasi yang konstruktif dan terbuka antara orang tua dan anak menjadi kunci, terutama adanya keteladanan dari orang tua yang memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba.

Tindakkan Hukum
Saat ini, UU No 5/1997 tentang Psikotropika dan UU No. 22/1997 tentang Narkotika menjadi dasar tindakan hukum di Indonesia untuk melawan narkoba dan peredarannya. Namun, secara konsekuensi hukum, Indonesia masih terlalu “lunak” terhadap para pengedar narkoba. Hal itu menyebabkan narkotika sangat mudah ditemukan di sini.

Rehabilitasi 
Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah sakit secara khusus untuk mereka yang telah menderita ketergantungan. Bahkan, sekarang ada program rehabilitasi gratis bagi pengguna narkoba. Tanpa dikenai hukuman, mereka bisa mendaftarkan diri di level organisasi masyarakat terendah, seperti RT atau kantor polisi terdekat.

PERAN SUPLEMEN KESEHATAN BAGI PENGGUNA
Ada baiknya memberikan status “penderita” atau “pasien” bagi para pengguna narkoba. Dengan begitu, mereka dianggap sebagai orang berpenyakit yang harus disembuhkan, jangan semata-mata sebagai pelanggar hukum yang harus dihukum. Dengan demikian, upaya medis dan holistik bisa diterapkan kepada pengguna. Prinsipnya, pengguna narkoba mengalami kerusakan saraf yang membuatnya kerap mengalami sakauw jika tidak mengonsumsi narkotika lagi. Sensasi rasa sakit itu ditimbulkan oleh susunan saraf pusat yang sudah rusak. Ada sejumlah perawatan medis dan psikologis untuk rehabilitasi.

Meskipun vitamin tidak akan menghilangkan gejala sakauw, vitamin dapat membantu mencukupi kebutuhan nutrisi selama proses rehabilitasi karena rehabilitasi dapat menyebabkan efek samping mual yang menghilangkan nafsu makan. Berikut beberapa vitamin yang diperlukan bagi pengguna narkoba saat proses rehabilitasi:
1. Vitamin C
Penyalahgunaan obat-obatan terlarang menguras vitamin C dalam tubuh. Mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin C tinggi bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi stres. Vitamin C juga dapat bekerja secara sinergis dengan vitamin E untuk mengembalikan fungsi kognitif otak.
2. Vitamin E
Vitamin E dapat berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh dan mengurangi kerusakan akibat radikal bebas dan oksidasi. Vitamin E akan bekerja untuk mengembalikan berfungsinya sel-sel darah dan dapat membantu memperbaiki kerusakan kulit. Dosis yang dianjurkan dari vitamin E adalah 100-400 IU per hari.
3. B-Complex
Vitamin B berguna untuk memerangi stres dan membantu menjaga saraf. Vitamin B juga dapat membantu melawan kelelahan yang kerap dialami penderita pada saat rehabilitasi.
4. Kalsium dan Magnesium
Kalsium dan magnesium dapat bertindak untuk menenangkan sistem saraf pusat dan mengurangi kecemasan; selain untuk meredakan ketegangan otot. Bagi penderita yang sedang direhabilitasi, direkomendasikan dosis 2.000 mg kalsium dan 1.000 mg magnesium per hari.


HOW HDI HELPS!
Kebutuhan vitamin dan mineral sebesar itu pasti sangatlah sulit untuk dipenuhi jika hanya bergantung pada bahan makanan mentah. Nah, untuk itu, pasien rehabilitasi dapat mengonsumsi suplemen kesehatan.
Adalah HDI Royale Jelly Liquid dan HDI Bee Propolis yang mengandung semua kebaikan vitamin dan mineral tersebut. Propolis kaya akan antioksidan yang sangat tinggi, sedangkan royal jelly mengandung asetilkolin yang berguna untuk kesehatan saraf. Memang, banyak metode rehabilitasi dewasa ini. Tetapi, tetap ada satu hal yang perlu dipegang: Stay away from drugs! 



HOT INFO

Vaksin Narkoba
Dewasa ini, ilmuwan telah menemukan salah satu upaya yang cukup menjanjikan untuk menanggulangi masalah narkoba ini. Mereka menemukan vaksin anti-narkoba. Sebuah vaksin layaknya vaksin campak, hepatitis, dan penyakit lainnya. Mereka menggunakan bakteri kolera yang dilemahkan sebagai perantaranya. Kemudian, bakteri tersebut dimasukkan narkoba dalam jumlah tertentu, lalu setelah itu dimasukkan dalam tubuh. Penelitian mereka terhadap tikus menunjukkan keberhasilan yang cukup berarti. Selain vaksin itu dapat menekan keinginan untuk menggunakan narkoba, juga dapat menyebabkan tidak berpengaruhnya narkoba yang sudah ada di tubuh. Namun, penelitian ini masih sebatas pada hewan, masih dalam proses untuk dilakukan uji coba untuk manusia. 

Komentar

Postingan Populer